ULOS Kehangatan dalam Selembar Kain – Hai, Gaes! Ke Medan akan tetapi enggak beli ulos, rasanya kurang lengkap, dong. Bisa-bisa, enggak datang yang yakin kalo lo habis liburan di kota ini.

ULOS Kehangatan didalam Selembar Kain

Eits, tapi sebelum saat membeli ulos, enggak ada salahnya lo tengok info berkaitan kain khas Sumatera Utara ini.

FYI, ulos telah ditetapin sebagai warisan budaya Indonesia. lebih-lebih tanggal 17 Oktober dijadiin sebagai hari ulos nasional, loh.

Mungkin datang dari lo-lo yang nanya, apa sih istimewanya ulos? tahu enggak, ternyata ulos sudah berumur 4000 th. Konon, kain ini lebih tua ketimbang tekstil di Eropa. Gokil enggak, tuh?

Saat itu, nenek moyang suku Batak teristimewa yang tinggal di tempat dataran tinggi, gunakan ulos membuat ngangetin tubuh. jadi ulos sebenarnya menandakan kain selimut.

Ulos sangat sangat penting buat melawan udara dingin di masa itu. Kain ini dapat ngegantiin hangat matahari waktu sudah terbenam dan ngegantiin hangat api kalo ulang mager atau kehabisan kayu bakar.

Makanya, ulos erat banget sama makna kehangatan. Bukan cuma kehangatan tubuh, tetapi terhitung kehangatan di keluarga. Kehangatan keluarga ini bisa lo menyaksikan dari ritual mangulosi atau berikan ulos di acara-acara kebiasaan Batak, layaknya pernikahan, kelahiran, sampai kematian.

Oh ya, Gaes! Lo enggak boleh ngasih ulos dengan motif random, loh. Soalnya nih, tiap tiap motif punya makna dan kegunaan masing-masing.

Menyoroti langkah pembuatannya, enggak tidak serupa jauh dengan kain tenun pada umumnnya, yakni pembuatan ulos memakai alat tenun bukan bersama dengan mesin.

Wajar aja jika pembuatan ulos itu memerlukan kala yang enggak sebentar. Untuk ulos mutu tinggi, rata-rata bisa sampai empat bulan. Lama terhitung ya?

So, jangan heran kalo harga untuk ulos model ini dapat hingga jutaan rupiah. walau harganya tinggi, ulos masih diminati wisatawan di dalam dan luar negeri, loh.

Ngeliat sistem penenunan ulos bisa juga jadi agenda liburan Lo di Sumatera Utara. Di mana Lo dapat memirsa sistem itu di desa-desa pengrajin ulos, layaknya Desa Papande di Pulau Sibalang, Desa Meat di Toba Samosir, atau Desa Lumban Suhi Suhi Toruan.

Ada yang menarik nih, tatkala Lo perhatiin aneka warna pada kain ulos ini, biasanya ulos berwarna biru, merah, kuning, dan hitam.

Awalnya, warna-warna itu menggunakan bahan alami. Warna biru dari tanaman indigo, warna merah dari kayu secang dan mengkudu, warna kuning berasal dari kunyit. sementara untuk warna hitam merupakan percampuran tanaman indigo dan mengkudu.

Kini, pengrajin ulos lebih milih pewarna sintetik. Alasannya, tentu biar lebih enteng didapatin dan murah.

Di masa selanjutnya ulos kebanyakan berwujud selendang dan sarung. Nah, di zaman sekarang lo dapat temuin ulos di dalam berbagai wujud hadir pouch membuat naro alat tulis sekolah, kipas bikin emak ke kondangan, tempat tisu bikin di tempat tinggal atau pakaian modern yang bisa lo memanfaatkan di fashion week.

Untuk souvenir-souvenir yang ukurannya kecil, harganya udah pasti lebih murah bersama begitu, lo bisa borong sebanyak-banyaknya, lalu bagi-bagiin deh ke kawan atau kerabatnya. Siapa mengerti bisa semakin menghangatkan interaksi kalian. Ya, enggak?

By Stephen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APKSLOT
APKSLOT
slot777
letsbet77
MAINZEUS
MAINZEUS
MAINZEUS
MAINZEUS
MAINZEUS